Networking Biru Muda
“Don’t lower your standard but increase the effort”
Desember 31, 2017
0

Ni Luh Eka Purni Astiti, S.KM : “Don’t lower your standard but increase the effort”

Penuh keoptimisan dan totalitas dalam menjalani setiap proses di dalam kehidupan. Demikianlah kalimat yang dapat menggambarkan seorang Ni Luh Eka Purni Astiti, S.KM. Sosok yang akrab dipanggil ‘Eka’ merupakan salah satu alumni Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) angkatan 2012. Gadis yang hobi berenang ini mengutarakan bahwa memiliki banyak cita – cita di dalam hidupnya. Ia berkeinginaan untuk dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan kemajuan bangsa yaitu dengan menjadi seorang International Staff di UNFPA (United Nations Fund for Population Activities), Independent Consultant, International Trainer terkait isu remaja dan seksualitas serta pada akhirnya ingin mendirikan yayasan yang bergerak pada isu pemberdayaan di Bali. Seorang gadis yang sangat menginspirasi kita untuk jangan takut untuk bermimpi yang besar ya teman – teman!

1039C2A3-4EF2-475B-A4CC-72EABCE972B4

Selama berkuliah di PSKM, Kak Eka mengambil peminatan Promosi Kesehatan (Promkes) karena ia merasa tertarik dengan wawasan mengenai program – program kesehatan, bagaimana membuat program yang efektif dalam merubah perilaku masyarakat seperti yang diharapkan, dan melalui sudut pandang promkes ini ia merasakan dapat melihat potret kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Kedua, karena gadis yang berusia 23 tahun ini menyadari minatnya untuk berinteraksi dengan masyarakat dalam memberikan informasi dan edukasi, maka ia ingin lebih mengasah kemampuannya sebagai health educator di peminatan Promkes. Disamping kesibukannya di bidang akademik, Kak Eka juga aktif dalam kegiatan berorganisasi yang terbukti dari keikutsertaannya dalam Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FK Udayana pada tahun 2013 – 2014 dan menjabat sebagai Anggota komisi III, kemudian di tahun 2014 – 2015 Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (HMKM) FK Udayana sebagai Sekretaris Bidang 1. Selain itu, Kak Eka juga mengikuti BSO Kelompok Ilmiah Hippocrates (KIH) FK Udayana. Wah, kira – kira apa ya motivasi Kak Eka untuk berkecimpung di keorganisasian? Ia mengutarakan bahwa alasan pertama yaitu melalui keanggotaannya di BPM akan memberinya wadah untuk mengasah daya berpikir kritisnya. Dari awal sosialisasi, Kak Eka telah tertarik untuk menjadi bagian dari BPM juga karena di lembaga inilah ia dapat melihat dan “menilai” program LMFK, berkontribusi juga memberikan masukan – masukan pada program tersebut. Selain itu, tugas BPM juga sebagai lembaga yang menjadi penyalur aspirasi mahasiswa, yang menyoroti beragam kebijakan – kebijakan di Fakultas Kedokteran. Tentunya semua itu berguna bagi Gadis kelahiran Bangli ini untuk belajar berpikir analitik. Kemudian, di tahun 2014 – 2015 sebelum skripsi Kak Eka mengabdikan dirinya untuk HMKM tercinta. Pada saat itu alasannya karena ingin turut serta berkontribusi untuk kemajuan HMKM. Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, tidak lengkap rasanya kalau saya tidak ikut bergabung dalam organisasi dimana ia bisa belajar dan langsung mempraktekan apa yang didapatkan saat belajar di kelas. Alhasil, ia mengungkapkan bahwa ia saya sangat bersyukur bisa ikut bergabung di HMKM.

Dalam menjalani kehidupan organisasi tentu saja ada suka dan duka yang mengiringi. Kak Eka mengatakan bahwa dukanya yaitu saat ia tergabung dalam BPM adalah pada waktu kegiatan hearing program – program LMF bahwa ia dan anggota yang bekerja di BPM diibaratkan sebagai “assessor”, padahal fungsi tugas yang sebenarnya untuk membantu memberikan masukan apabila terdapat kendala maupun hambatan dalam perencanaan dan implementasi program. Dibalik duka, suka yang dirasakannya terbilang cukup banyak, mulai dari banyak ilmu dan keterampilan yang didapatkan, terus tentunya punya jejaring dengan beragam prodi.

Saat berorganisasi di HMKM, Kak Eka juga merasakan hal serupa yaitu selalu dibarengi dengan suka dan duka tetapi ia mengutarakan bahwa lebih banyak terdapat sukanya lho! Di HMKM yang paling terasa yaitu bagaimana kuatnya teamwork yang akan sangat mempengaruhi kualitas kerja suatu organisasi. Dari HMKM, ia belajar banyak sekali untuk kreatif mulai dari perencanaan hingga evaluasi program kerja. HMKM menjadi wadah baginya dan anggota yang lain untuk berinovasi, termasuk juga salah satunya saat di Bidang 1. Kak Eka dan anggota Bidang 1 di kala itu lah yang menginisiasikan untuk membuat Surat Biru Muda ini. Ia mengatakan bahwa hal ini berawal dari keinginan memfasilitasi alumni untuk berbagi cerita dan menginspirasi mahasiswa yang mungkin masih terjebak dalam kebingungan karena salah jurusan, bosan kuliah, tidak tau arah tujuan, dan membakar semangatnya kembali untuk serius belajar dan mengadi di sektor kesehatan masyarakat. Yap, ini juga menjadi suatu pencapaian baginya dan bersyukur hingga bisa diteruskan sampai sekarang. Kak Eka pula berpesan bahwa intinya jangan takut untuk berinovasi dan mengasah kreatifitas tanpa batas.

Selama berkuliah di PSKM FK Unud untuk menyelesaikan pendidikan jenjang S1, kak Eka memeroleh beasiswa PPA yang disediakan secara internal oleh Universitas Udayana full selama 4 tahun kuliah. Hal ini tentu saja menurutnya dapat meringankan beban setiap semester baginya. Syarat – syarat yang dibutuhkan untuk mendapatkan beasiswa PPA ini sesungguhnya hampir sama dengan melamar beasiswa di internal Universitas Udayana, dan untuk info lebih lengkapnya bisa dicek di website Universitas Udayana.

Pada saat ini, alumni PSKM kita yang juga senang membaca buku non fiksi ini sedang bekerja sebagai Program Manager untuk program remaja di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) daerah Bali yang bernama KISARA (Kita Sayang Remaja). Keikutsertaannya di KISARA yaitu dari tahun 2015 saat semester akhir kuliah hingga saat ini. Selain itu juga sebagai freelancer penyiar radio di radio komunitas Dwijendra dan co-announcer di program remaja berprestasi di RRI Pro 2 FM Denpasar.

Apabila berbicara tentang prestasi tentunya sesosok orang yang penuh kerja keras dan optimisme dalam menjalani hidupnya akan memiliki prestasi segudang dan pengalaman yang banyak. Hal ini terbukti dari beragam prestasi yang diperoleh oleh Kak Eka yaitu seperti Juara 2 Call for Paper Epidemiologist in Action (EPIDEMIC) dengan tema : “The Burden of Diabetes and Related Diseases : Prevention and Management” yang diselanggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia di tahun 2014, 4 Besar pemilihan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana di tahun 2015, Juara 3 dalam Facilitator Competition tingkat Provinsi Bali yang diadakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Denpasar di tahun 2015, dll. Bahkan setelah menamatkan pendidikan S1 nya di PSKM, Kak Eka tetap terus mengasah kemampuannya yang terbukti dari pencapaiannya sebagai Nominee for 120 under 40 project from Indonesia conducted by The Bill & Melinda Gates Institute for Population and Reproductive Health in the Department of Population, Family and Reproductive Health at the Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health in 2017 serta sebagai Youth Panelist at National Youth Forum on stage with Melinda Gates as Family Planning champion in 2016 held by BKKBN, John Hopkins – Centre for Communication Program, UNICEF, UNFPA, and Rutgers WPF Indonesia.

Selama berkuliah di PSKM FK Unud, Kak Eka mengatakan bahwa pada awal perkuliahannya, ia merasa masih kebingungan terkait masih bingung spesifikasi kesehatan masyarakat itu seperti apa. Namun, seiring berjalannya waktu kemudian bersyukur bisa kuliah di PSKM. Sukanya di PSKM ini ia sadari bahwa ia kuliah sesuai dengan passion-nya yang sesungguhnya yaitu mengabungkan antara skill komunikasi dan manajemen dengan ilmu kesehatan. Bahkan hingga setelah lulus pun Kak Eka masih bisa menyalurkan passion-nya dalam pekerjaan saat ini. Jadi, akan terasa sangat bahagia di setiap pekerjaan yang kita senangi dan pastinya akan membuat kemajuan terus menerus setidaknya dari dalam diri sendiri.

Berkaca dengan keadaan PSKM saat ini, Kak Eka berpendapat bahwa PSKM sekarang ini sudah lebih banyak ada kemajuan. Baik itu mulai dari pengembangan mata kuliahnya, sistem perkuliahan, termasuk juga kontribusinya ke masyarakat. Ia pula menambahkan bahwa mahasiswa PSKM saat ini sesungguhnya lebih banyak hal yang bisa dieksplorasi dan jangan sungkan untuk bertanya lebih banyak ke dosen. Kak Eka pula mengutarakan harapannya kedepan untuk PSKM untuk dapat berkembang menjadi sebuah Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Untuk HMKM, saat ini sudah terus menunjukkan perkembangan dan pesan yang ingin saya sampaikan yaitu jangan pernah takut untuk melakukan inovasi di setiap program kerja yang disusun dan tentunya berkontribusi untuk kemajuan status kesehatan masyarakat. Kemudian, jangan pernah malu untuk bertanya pada alumni – alumni terkait dengan program kerja ataupun kerjasama dengan organisasi dimana alumni tersebut bekerja. Apabila ada niat baik dan dengan komunikasi yang baik pasti akan dibantu

Dalam menjalani kehidupannya, Kak Eka memiliki moto hidup yang ia pegang dan menjadi penggerak hingga saat ini yaitu “don’t lower your standard but increase the effort” yang intinya bermakna bahwa jangan pernah takut untuk menentukan dan mencapai standar tertinggi dalam hidup dengan usaha semaksimal mungkin. Sesungguhnya tidak ada standar yang terlalu ketinggian, hanya yang kita perlukan adalah menaikkan tingkat usaha 100 hingga 500% dari sebelumnya untuk mencapai itu. Saat kita sudah menentukan pencapaian – pencapaian yang ingin kita kejar, jadi hidup akan lebih bermakna, lebih bergairah setiap harinya dan tentunya akan banyak kejutan – kejutan dalam hidup yang datang. Tentunya niat baik, mulai dari niat baik yang baru sebatas terpikirkan sekalipun pasti akan mendatangkan hal – hal baik. Intinya, jangan pernah meragukan diri kita sendiri karena itu sama saja dengan menghalangi potensi luar biasa yang ada dalam diri sendiri.

Selama ini Kak Eka merasa pencapaian dalam hidupnya tidak lepas dari peran seorang yang selalu memotivasinya yaitu Bapak. Dari kecil hingga sekarang, pesan yang selalu melekat dalam ingatannya adalah “Do more than what it takes”, lakukanlah pekerjaan seksecil apapun itu dengan usaha semaksimal mungkin. Keluarkan seluruh tenaga dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, jangan setengah – setengah dalam bekerja dan itu tentunya akan mengasah daya juang kita, hasil yang kita dapatkan pun akan lebih banyak dan tidak terduga.

Akhir dari wawancara kami dengan Kak Eka yang begitu menginspirasi ini adalah pesan dan motivasi yang ia sampaikan yaitu bahwa kesuksesan merupakan hal yang relatif dan dalam mendefinisikan kesuksesan akan berbeda pada setiap orang. Mungkin sukses yang kebanyakan orang lihat itu adalah posisi apa yang sedang kita duduki sekarang atau hasil apa yang sedang kita nikmati, namun buat saya sukses itu adalah saat kita bekerja sesuai dengan passion dan itu bermanfaat untuk orang lain. Jadi, pesan untuk teman – teman mahasiswa PSKM saat ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah kenali dulu passion kalian, jangan pernah takut untuk melakukan hal yang kalian sukai. Saat sudah menemukan passion, kalian bisa buat list cita – cita apa yang ingin kalian raih dalam hal karir yang sesuai dengan passion. Baru kemudian, bumikan cita cita tersebut dalam suatu tujuan – tujuan kecil. Jika sudah, bergeraklah! Jangan pernah takut untuk punya mimpi yang “katanya” tinggi – tinggi, karena tidak ada mimpi yang ketinggian di dunia ini, jelasnya. Wah begitu memotivasi ya, sukses selalu Kak Eka.