GYMNASTICS DIABETIC TO FIGHT SILENT KILLER: KELOLA KADAR GULA DALAM DARAH MELALUI GERAKAN SENAM DIABETES
November 20, 2021
0

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa di dalam darah yang disebabkan karena tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin dengan cukup atau menurunnya efektivitas dari fungsi insulin. Diabetes melitus merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif yang terdiri dari beberapa tipe, yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus gestasional, dan diabetes melitus tipe lain. Penderita diabetes melitus dapat mengalami beberapa gejala, seperti sering mengalami kencing dalam jumlah yang banyak, sering merasa haus berlebihan, merasakan kelaparan, dan mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan (Purnama dan Sari, 2019).

Diabetes Melitus: Penyebab Kematian Terbesar Ke-3 di Indonesia

Diabetes melitus merupakan jenis penyakit yang menjadi salah satu penyebab kematian cukup tinggi di Indonesia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa Indonesia menempati urutan ke empat sebagai negara dengan prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat (Megawati dkk., 2020). Jumlah penderita diabetes di Indonesia sebesar 8,6% dari total penduduk dan diprediksikan akan meningkat signifikan hingga mencapai 21,3 juta penduduk pada tahun 2030. Data Sample Registration Survey pada tahun 2014 menunjukkan bahwa diabetes melitus merupakan urutan ketiga penyebab kematian terbesar di Indonesia dengan prevalensi sebesar 6,7% setelah strok dan penyakit jantung koroner (Veridiana dkk., 2019). Penyakit diabetes melitus yang tidak segera ditangani akan menyebabkan penurunan produktivitas, disabilitas, hingga kematian.

Peningkatan jumlah penderita diabetes disebabkan karena pengaruh gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan berlemak, mengonsumsi gula, mengonsumsi makanan dengan kalori yang tinggi, mengonsumsi alkohol, merokok, dan jarang melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Kurangnya aktivitas berolahraga dapat menyebabkan gangguan metabolisme di dalam tubuh sehingga kadar glukosa di dalam darah menjadi tidak terkontrol. Apabila seseorang rutin berolahraga, maka otot akan menggunakan glukosa yang tersimpan di dalam otot yang menyebabkan berkurangnya kadar glukosa. Kondisi ini menyebabkan otot akan mengalami kekurangan glukosa sehingga harus mengambil glukosa di dalam darah. Dengan adanya proses pengendalian glukosa darah melalui aktivitas berolahraga, maka kadar glukosa di dalam darah akan terkontrol. Namun, ketika seseorang tidak melakukan aktivitas olahraga dengan cukup, maka dapat menyebabkan kurangnya pengaturan glukosa di dalam darah (Purnama dan Sari, 2019).

Kontrol Gula Darah dengan Gerakan Menyenangkan melalui Senam Diabetes

Salah satu langkah yang dapat diterapkan untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah, yaitu melakukan aktivitas fisik dengan teratur. Salah satu bentuk aktivitas fisik yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula dalam darah, yaitu senam diabetes. Senam diabetes merupakan senam ritmis dengan gerakan ringan dan sederhana serta dapat diikuti oleh semua kelompok umur untuk membantu mengontrol kadar glukosa di dalam darah dan mencegah kegemukan (Setiyaningsih, 2019). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andri (2016) menunjukkan bahwa senam diabetes yang dilakukan selama 3 – 5 kali dalam satu minggu dengan durasi 30 – 60 menit dapat memperbaiki kendali glukosa di dalam darah sehingga dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus (Srywahyuni dkk., 2019).

Penderita diabetes melitus dapat mengikuti gerakan senam diabetes dengan mudah karena gerakan senam ini sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Menurut Widianti dan Proverawati, gerakan senam diabetes dapat dilakukan dengan enam langkah berikut ini (Setiyaningsih, 2019).

  1. Pemanasan I

Gerakan pemanasan awal dapat dilakukan dengan berdiri di tempat kemudian mengangkat kedua tangan ke atas selurus bahu dengan posisi kedua tangan saling bertautan. Gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan memposisikan kedua tangan di depan tubuh.

  1. Pemanasan II

Pemanasan kedua dilakukan dengan mengangkat kedua tangan secara lurus ke depan tubuh. Kemudian, lakukan gerakan kedua jari tangan seperti meremas. Buka tangan dengan lebar secara bergantian, tetapi tangan diangkat ke kanan dan ke kiri hingga lurus dengan bahu.

  1. Inti I

Setelah melewati gerakan pemanasan, maka akan dilanjutkan dengan gerakan inti. Gerakan inti awal dapat dilakukan dengan berdiri tegap kemudian memajukan kaki kanan selangkah ke depan sedangkan kaki kiri tetap berada di tempat. Setelah itu, tangan kanan diangkat ke kanan tubuh dengan posisi selurus bahu sedangkan tangan kiri ditekuk hingga mendekati dada. Lakukan gerakan ini secara bergantian.

  1. Inti II

Gerakan inti kedua dapat dilakukan dengan mengangkat kaki kanan hingga paha dan posisikan betis untuk membentuk sudut 90 derajat sedangkan posisi kaki kiri tetap berada di tempat. Kemudian, angkat tangan kanan ke kanan tubuh selurus bahu sedangkan tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan gerakan ini secara bergantian.

  1. Pendinginan I

Setelah melewati gerakan inti, maka dilanjutkan dengan gerakan pendinginan. Pendinginan dapat dilakukan dengan menekuk sedikit kaki kanan sementara kaki kiri tetap lurus. Posisikan tangan kiri lurus ke depan selurus bahu sedangkan tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan gerakan ini secara bergantian.

  1. Pendinginan II

Gerakan akhir dilakukan dengan memposisikan kaki hingga berbentuk seperti huruf V terbalik kemudian kedua tangan direntangkan ke atas dengan membentuk huruf V.

Gerakan senam diabetes yang dilakukan secara rutin dapat membantu meningkatkan sensitivitas reseptor insulin sehingga dapat membantu glukosa untuk masuk ke dalam sel. Kondisi ini dapat menyebabkan kebutuhan sumber energi bagi penderita diabetes terpenuhi dengan baik. Sebagai hasilnya, senam diabetes ini dapat membantu mengontrol kadar gula di dalam darah sehingga dapat mencegah komplikasi penyakit diabetes melitus yang tidak diinginkan (Setiyaningsih, 2019). Oleh karena itu, aktivitas fisik yang rutin melalui senam diabetes sangat baik dilakukan bagi penderita diabetes untuk menyeimbangkan kadar glukosa di dalam darah.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Megawati, S.W., Utami, R. and Jundiah, R.S., 2020. Senam Kaki Diabetes pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 untuk Meningkatkan Nilai Ankle Brachial Indexs. Journal of Nursing Care3(2).

Purnama, A. and Sari, N., 2019. Aktivitas Fisik dan Hubungannya dengan Kejadian Diabetes Mellitus. Window of Health: Jurnal Kesehatan, pp.368-381.

Setiyaningsih, Nurul Wahyu (2019) Penerapan Senam Diabetes Mellitus pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Puskesmas Ajibarang. Diploma Thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Srywahyuni, R., Waluyo, A. and Azzam, R., 2019. Perbandingan Senam Tai Chi dan Senam Diabetes Mellitus terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Journal of Telenursing (JOTING)1(1), pp.131-144.

Veridiana, N.N. and Nurjana, M.A., 2019. Hubungan Perilaku Konsumsi dan Aktivitas Fisik dengan Diabetes Mellitus di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan47(2), pp.97-106.