Artikel Kesehatan
HANYA KARENA SEMUA BERPOTENSI, BUKAN BERARTI KANKER TIDAK DAPAT DICEGAH
Februari 26, 2016
0

 

“We cannot direct the wind but we can adjust the sails” – Thomas S. Monson

Setiap makhluk hanya dapat dikatakan sebagai makhluk yang hidup apabila mereka mengalami tumbuh dan berkembang. Tumbuh sudah menjadi salah satu karakterisitik dari makhluk hidup itu sendiri, bahkan apabila tidak mengalami proses pertumbuhan maka makhluk tersebut sulit untuk bertahan hidup. Manusia sendiri memiliki kodrat untuk tumbuh. Setiap sel yang ada dalam tubuh manusia akan terus tumbuh dan pada suatu titik tertentu pertumbuhan tersebut akan terhenti hingga sel tersebut mati dengan sendirinya. Namun, bagaimana jika sel dalam tubuh manusia terus tumbuh dan tidak terkendali? Tentu hal tersebut akan menyebabkan suatu masalah, terutama masalah kesehatan.

Dalam dunia kesehatan terdapat suatu penyakit, dimana sel dari seseorang yang menderita penyakit tersebut tumbuh tidak terkendali serta merusak sel-sel jaringan lain yang berada disekitarnya. Penyakit tersebut dikenal sebagai penyakit kanker. Penyakit kanker telah menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Sebanyak 8,2 Juta kematian pada tahun 2012 disebabkan oleh penyakit ini. Berdasarkan data GLOBOCAN (IARC), pada tahun 2012 terdapat persentase penyakit kanker payudara, kanker paru-paru, kanker prostat, kanker perut, kanker hati, dan kanker kolorektal tertinggi di dunia. Tercatat bahwa kanker paru-paru memiliki prevalensi penyebab kematian tertinggi, yakni sebanyak 30,0%. Sedangkan kanker payudara memiliki prevalensi kasus baru yang tertinggi, yakni sebanyak 43,3% (Kementerian Kesehatan RI, 2015a).

art art1

Di Indonesia, kanker payudara sendiri, kanker serviks dan kanker prostat yang menempati urutan kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi. Belum lagi disusul dengan penyakit kanker paru-paru yang kemungkinan besar akan memiliki prevalensi yang tinggi di Indonesia, hal tersebut mengingat Indonesia sendiri masih banyak memiliki penduduk dengan kebiasaan merokok. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi penyakit kanker serviks di Indonesia telah mencapai 0,8% (1 wanita meninggal setiap 1 jam), prevalensi penyakit
kanker payudara telah mencapai 0,5% serta prevalensi kanker prostat mencapai 0,2% (25.012 penderita). Penyakit kanker ini tentunya perlu diwaspadai, hal tersebut dikarenakan sifat penyakit kanker yang tidak mengenal usia serta status orang tersebut. Semua orang berpotensi untuk terserang penyakit kanker (Kementerian Kesehatan RI, 2015a).

Masyarakat umum sendiri masih sedikit yang mengetahui mengetahui mengenai apa itu kanker. Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh masyarakat adalah mengenai apakah kanker dan tumor itu berbeda?. Penyakit kanker dan tumor memiliki kesamaan dimana pertumbuhan sel yang tidak normal, pada tumor akan membentuk lesi atau benjolan. Tumor terbagi menjadi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak adalah sel tumbuh secara terbatas, memiliki selubung, tidak menyebar dan dapat dikeluargan secara utuh melalui operasi sehingga dapat sembuh dnegan sempurna, sedangkan tumor ganas dapat menyusup ke jaringan di sekitannya, dan sel kanker dapat ditemukan dalam pertumbuhan sel tumor tersebut (Kementerian Kesehatan RI, 2015a). Oleh sebab itulah pada beberapa penyakit kanker dapat dideteksi dengan adanya gejala benjolan seperti kanker payudara.

Terdapat beberapa faktor penyebab kanker, yakni faktor genetic (keturunan), faktor karsinogenik (zat kimia, radiasi, virus, hormon dan iritasi kronis) dan faktor perilaku atau gaya hidup (merokok, pola makan tidak sehat, konsumsi alkohol dan kurang aktivitas fisik).  Dari ketiga faktor tersebut, kematian akibat kanker sebaganya 30% disebabkan oleh faktor perilaku dan pola makan, yaitu: indeks massa tubuh tinggi, kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebih. Merokok menjadi faktor risiko utama penyebab kematian akibat kanker di dunia dengan prevalensi 20% serta kematian akibat kanker paru-paru dengan prevalensi sebanyak 70%. Berdasarkan data Riskesdas 2013, kurangnya mengonsumsi buah dan sayur merupakan faktor risiko penyebab kanker tertinggi di masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2015a).

Sama halnya dengan kata mutiara pada awal artikel ini, bahwa kita memang tidak bisa mengarahkan angin kemana harus berhembus, namun kita dapat mengarahkan kapal kemana harus berlayar. Dengan kata lain, kita memang tidak dapat menghilangkan probabilitas atau kemungkinan seseorang untuk berpotensi terserang kanker, namun kita dapat mencegah agar tidak terserang kanker. Terdapat beberapa cara agar tidak terserang kanker, yaitu: pertama periksa kesehatan secara berkala. Pemeriksaan yang dimaksud dalam hal ini adalah pemeriksaan screening. Kanker tentunya tidak akan langsung menumbulkan gejala-gejala yang terasa atau terlihat jelas ketika seseorang telah menderita kanker. Oleh sebab itu, diperlukan suatu tindakan screening secara berkala. Contoh tindakan screening atau pemeriksaan kanker yang dapat dilakukan secara berkala adalah pada kasus kanker payudara. Berbeda dengan kanker-kanker lainnya, kanker payudara dapat kita ketahui lebih dini daripada kanker-kanker lainnya. Berikut adalah cara pemeriksaan yang dapat dilakukan secara berkala untuk mendekteksi ada atau tidaknya kanker payudara.

  • Langkah awal dapat dilakukan dengan melihat payudara di depan cermin dengan posisi tangan berkacak pinggang. Perhatikan perbandingan-perbandingan mengenai bentuk, ukuran, serta warna kulit. Perhatikan apakah adanya pembengkakan kulit, posisi dan bentuk putting susu yang masuk ke dalam atau bengkak, kulit berwarna kemeraha, ketiput atau borok dan bengkak.
  • Ulangi langkah awal, namun kali ini dilakukan dengan posisi lengan diangkat.
  • Perhatikan pakah adanya tanda-tanda puting susu mengeluarkan cairan.
  • Selanjutnya, rabalah kedua payudara dengan menggunakan telapak dari 2-4 jari (payudara kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya). Raba seluruh payudara dengan cara melingkar dari luar ke dalam ataupun secara vertikal, kemudian perhatikan apakah ada suatu kelainan yang ditemukan.
  • Ulangi langkah kelima, namun kal ini dilakukan dalam keadaan berdiri dengan kondisi payudara basah dan licin karena sabun dikamar mandi (Kementerian Kesehatan RI, 2015b).

Screening atau pemeriksaan tidak hanya dapat dilakukan pada kanker payudara saja, namun kanker lainnya pun dapat dideteksi lebih dini dengan melakukan cek kesehatan. Contoh pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks/kanker Rahim, seperti: tes HPV, tes Pap/Pap smear, tes IVA, Servikografi dan kolposkopi (Kementerian Kesehatan RI, 2009).

Kedua, hindari merokok. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa merokok merupakan faktor risiko utama penyebab kematian akibat kanker di dunia dengan prevalensi 20% (Kementerian Kesehatan RI, 2015a). Tidak hanya menjadi penyebab kanker paru-paru, namun beberapa kanker dapat diakibatkan oleh kebiasaan merokok. Hal tersebut karena merokok sendiri seperti suatu tindakan bunuh diri secara halus, perlahan tapi pasti karena ribuan kandungan zat kimia berbahaya yang dihirup oleh perokok ataupun perokok pasif.

Ketiga, melakukan aktifitas fisik secukupnya dan menerapkan pola makan sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang (Kementerian Kesehatan RI, 2015a). Hal ini sangat penting untuk diterapkan. Karena hampir sebagian penderita kanker memiliki pola hidup yang tidak sehat sebelumnya. Kurangnya beraktivitas fisik seperti olahraga ditambah lagi pola makan yang tidak sehat (terutama kurangnya makan sayur dan buah sebagai sumber zat antioksidan) membuat seseorang menderita obesitas yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kanker meningkat berkali lipat lebih daripada orang-orang yang menerapkan pola hidup yang sehat.

Terakhir adalah beristirahat yang cukup serta hindari atau kelola stress dengan baik dan tepat (Kementerian Kesehatan RI, 2015a). Faktor berikut merupakan suatu faktor psikologis bagi mereka yang memiliki atau berpotensi untuk menderita kanker. Mungkin memang terlihat sebagai suatu hal yang “remeh”, namun sesungguhnya justru langkah ini juga sangat penting. Karena kesehatan tidak hanya dapat ditentukan dengan kondisi fisik yang sehat, namun juga harus diimbangi dengan kondisi psikologis yang sehat pula. Semakin tinggi tingkat stress seseorang, maka sistem kesehatan fisik orang tersebut dapat menjadi lebih buruk dari sebelumnya, bahkan dapat meningkatkan risiko untuk orang tersebut terkena kanker.

Hanya karena semua berpotensi, bukan berarti kanker tidak dapat dicegah. Jadi, mari kita cegah kanker dengan menerapkan pola hidup sehat mulai dari sekarang!

DAFTAR PUSTAKA

 

Kementerian Kesehatan RI. 2015a. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI: Stop Kanker.

Dapat diakses pada:

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf

(diakses pada tanggal 20 Februari 2016)

Kementerian Kesehatan RI. 2015b. Panduan Nasional Penanganan Kanker: Kanker Payudara.

Dapat diakses pada:

http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKPayudara.pdf

(diakses pada tanggal 20 Februari 2016)

Kementerian Kesehatan RI. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara.

Dapat diakses pada:

http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/bukusaku_kanker.pdf

(diakses pada tanggal 20 Februari 2016)

Oleh: A. A. Ratih Surya Prameswari (Sie Ilmiah)

Universitas Udayana