KENALI GEJALA AWAL MENOPAUSE, CEGAH MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI PADA USIA LANJUT
Desember 18, 2021
0

Kesehatan reproduksi dapat diartikan sebagai suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial yang utuh tidak hanya terbebas dari adanya kecacatan tetapi mencakup keseluruhan aspek yang berkaitan dengan sistem reproduksi termasuk fungsi dan prosesnya (Pulungan, 2020). Dalam praktiknya, ruang lingkup kesehatan reproduksi tidak hanya sebatas reproduksi pada usia produktif, tetapi mencakup segala kelompok umur. Salah satu kelompok umur yang sangat penting untuk diperhatikan terkait dengan kesehatan reproduksinya adalah kelompok umur usia lanjut.

Berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1998, batasan usia lanjut adalah seseorang yang telah memiliki usia lebih dari 60 tahun. Kesehatan reproduksi pada usia lanjut khususnya hingga saat ini belum mendapatkan perhatian yang cukup dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Hal ini sangat disayangkan karena pada kenyataannya risiko penyakit terkait dengan kesehatan reproduksi pada usia lanjut cukup sering dialami oleh masyarakat. Menopause pada lansia perempuan menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan saat ini. Menopause merupakan suatu tahap berhentinya seorang wanita mengalami menstruasi secara permanen sebagai akibat dari folikel ovarium yang sudah tidak bekerja (Sebtalesy, 2019).

Menopause pada Lansia Wanita

Saat ini, prevalensi menopause pada wanita di seluruh dunia diperkirakan mencapai angka 50 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut, sebagian besar wanita mengalami masa menopause di usia 49-52 tahun. Sekitar 22-63% wanita Asia menyatakan bahwa mereka memiliki keluhan pada masa menopause yang dialaminya (Geriatri Lansia, 2021). Hal ini membuktikan bahwa menopause dapat menimbulkan konsekuensi permasalahan yang serius pada kesehatan wanita. Adapun beberapa masalah kesehatan pada usia menopause antara lain defisit hormonal, psychosocial, dan penyakit lainnya pada wanita usia lanjut.

Gejala menopause biasanya akan timbul saat awal permulaan masa menopause pada wanita. Munculnya gejala menopause akan ditentukan dengan gaya hidup, karakter, dan pengaruh lingkungan sekitar seorang wanita (Setiyani, 2019). Beberapa gejalanya dapat berupa hot flush, gangguan sistem perkemihan, gejala gangguan somatis, munculnya keringat yang berlebihan di malam hari, dan adanya penurunan libido (Setyarini, 2020). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat setidaknya 50% wanita yang memasuki masa menopause akan mengalami susah tidur dan 30% lainnya mengalami penurunan libido yang cukup drastis dibanding sebelumnya. Gejala lainnya dapat berupa gejala fisik pada lansia berupa kulit yang mulai mengering dan menipis yang disertai dengan keadaan rambut yang rontok. Kadar kalsium pada tubuh seorang wanita juga diperkirakan akan menurun sebesar 35-45% saat memasuki masa menopause. Hal ini membuktikan bahwa menopause dapat menimbulkan konsekuensi permasalahan yang serius pada kesehatan wanita. Adapun beberapa masalah kesehatan pada usia menopause antara lain defisit hormonal yang disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium yang disertai dengan penurunan hormon estrogen sehingga menimbulkan keluhan pada reseptor hormon estrogen. Selain itu, dapat menimbulkan penyakit terkait pshyco social, dan penyakit lainnya pada wanita usia lanjut.

Tips Menghadapi Masa Menopause pada Usia Lanjut

Menopause pada wanita usia lanjut memang memiliki dampak yang cukup serius terhadap kesehatan wanita. Tidak hanya pada kesehatan reproduksinya, tetapi juga kesehatan fisiknya secara umum. Adapun beberapa tips menghadapi masa menopause pada usia lanjut, antara lain sebagai berikut.

  1. Melakukan Aktivitas Fisik yang Rutin

Aktivitas fisik yang rutin seperti olahraga akan sangat memberikan pengaruh positif terhadap tubuh perempuan sehingga dapat meminimalisasi keluhan pada usia menopause. Olahraga ini dapat berupa senam osteoporosis, tai chi, maupun lainnya setidaknya tiga kali dalam seminggu.

  1. Mengatur Asupan Gizi

Gizi menjadi salah satu faktor yang penting dalam pencegahan keluhan saat masa menopause pada lansia. Pengaturan pola makan, kecukupan protein, dan kalsium sangat penting untuk diperhatikan. Penting pula untuk menghindari konsumsi alkohol, rokok, dan kafein yang berlebihan (Yulistina, 2017).

  1. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Secara Berkala

Melakukan pemeriksaan secara berkala bertujuan untuk mendeteksi adanya gejala dini dari adanya kanker, tumor ganas, maupun penyakit mematikan lainnya. Selain itu, penting juga untuk melakukan papsmear, laparoskopi, dan melakukan pengobatan kekurangan hormonal dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup.

DAFTAR PUSTAKA

 

Geriatri Lansia Sehat Bahagia. 2021. Menopause dan Permasalahannya. [Online Accesessed] Available at: https://www.geriatri.id/artikel/1064/menopause-dan-permasalahannya

Pulungan, P.W., Rusmini, R., Zuheriyatun, F., Faizah, S.N., Kurniasih, H., Winarso, S.P., Aini, F.N., Amalia, R., Lubis, R.I.P. and Utami, V.N., 2020. Teori Kesehatan Reproduksi. Yayasan Kita Menulis.

Setiyani, H. and Ayu, S.M., 2019. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pendapatan Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Pada Wanita Menopause Di Desa Jobohan, Bokoharjo, Sleman 2016. Jurnal Medika Respati, 14(2), pp.105-116.

Sebtalesy, C.Y. and Irmawati Mathar, S.K.M., 2019. Menopause: Kesehatan Reproduksi Wanita Lanjut Usia. Uwais Inspirasi Indonesia.

Setyarini, A.I., 2020. STUDI PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA LANSIA DAN GANGGUAN YANG MENYERTAINYA. Jurnal IDAMAN (Induk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan), 4(1), pp.57-63.

Yulistina, F., Deliana, S.M. and Rustiana, E.R., 2017. Korelasi asupan makanan, stres, dan aktivitas fisik dengan hipertensi pada usia menopause. Unnes Journal of Public Health, 6(1), pp.35-42.