Artikel Kesehatan
KENALI PENYEBAB, LAKSANAKAN PENCEGAHAN DAN PUTUSKAN RANTAI PENULARAN VIRUS ZIKA
Agustus 21, 2020
0

Oleh : I Gusti Ayu Agung Mas Ariantini

Penyakit menular saat ini menjadi salah satu ancaman besar bagi kehidupan manusia. Penularan dan penyebaran penyakit menular dibawa oleh berbagai jenis mikroba, baik bakteri, virus, parasit maupun jamur (Yuningsih, 2016). Demam zika merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Zika merupakan salah satu jenis virus yang berasal dari genus flavivirus, virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty yang juga dikenal sebagai vektor penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue dan Chikungunya (Sari, 2019). Virus Zika menyebabkan penderita mengalami demam dan gejala klinis lainnya yang mirip dengan gejala Demam Berdarah Dengue, namun virus ini tidak dapat menyebabkan kematian (Yuningsih, 2016). Pada tahun 2007, Kejadian luar biasa (KLB) pertama kali terjadi di wilayah Pasifik, kemudian KLB juga terjadi beberapa kali di Afrika, Asia, Regional western pacific dan terakhir terjadi di Amerika. Hingga tahun 2016, penyakit demam zika belum ditemukan di Indonesia, namun kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini harus tetap diterapkan untuk mencegah terjadinya penularan dan penyebaran virus zika pada masyarakat (Kemenkes, 2016). Pola penularan virus zika saat ini sebagian besar disebabkan melalui vektor maka dari itu, pencegahan penularan virus ini harus terfokus pada cara pengendalian vektor penyakit (Kemenkes, 2016).

Pengetahuan mengenai cara pengendalian vektor sangat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat dalam melaksanakan pengendalian vektor penyakit. Sebab pengetahuan memiliki tujuan untuk merubah persepsi masyarakat, dari yang tidak tahu menjadi tahu maupun dari yang tidak mampu menjadi mampu (Ensia, dkk, 2016).

Pengendalian nyamuk Aedes aegypty sebagai vektor penyebab terjadinya demam zika menjadi target utama yang dapat dilaksanakan untuk mencegah penularan virus zika. Pengendalian dapat dilaksanakan melalui 3 cara yakni, melalui pengendalian secara fisik/ mekanik, biologi dan kimiawi (Kemenkes, 2016).

a. Pengendalian secara fisik/ mekanik

Pengendalian fisik merupakan pilihan utama yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat, sebab relative murah, mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang. Pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menguras, menutup, mendaur ulang dan beberapa upaya mekanik lainnya (PSN 3M Plus) terbukti dapat memberikan hasil yang baik apabila dilaksanakan secara serentak, luas dan berkesinambungan. Kegiatan tersebut mampu memutus rantai pertumbuhan nyamuk sehingga mampu mengendaliakan vektor penyebab penyakit. Beberapa gerakan PSN 3M Plus yang dapat dilaksanakan yaitu menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas, memperbaiki saluran air yang rusak, menghindari kebiasaan menggantung pakaian kotor, menggunakan kelambu dan berbagai gerakan pencegahan lainnya (Kemenkes, 2016).

b. Pengendalian secara biologi

Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan menggunakan agent-agent biologi seperti hewan dan tumbuhan. Gerakan pengendalian vektor yang dapat dilakukan yaitu, meletakkan ikan predator atau pemangsa jentik seperti ikan cupang, gabus, guppy, dan lainnya pada tempat-tempat penampungan air seperti kolam, membudidayakan tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, sereh, dan lainnya serta penggunaan insektisida biologi yang ramah lingkungan (Kemenkes, 2016).

c. Pengendalian secara kimiawi

Pengendalian secara kimiawi dapat dilaksanakan dengan menggunakan insektisida kimia yang berguna untuk mengendalikan vektor pada usia pra dewasa dan dewasa. Penggunaan insektisida kimiawi secara terus menerus dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Maka dari itu, penggunaan insektisida ini harus mempertimbangkan jenis, metode dan dosis penggunaan yang tepat (Kemenkes, 2016).

Pengetahuan yang tepat mengenai cara pengendalian vektor akan mempermudah terjadinya perubahan perilaku pada masyarakat. Pengetahuan tersebut akan membuat masyarakat menjadi semakin sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan, sehingga terjadinya perubahan sikap yang dapat membantu mencegah penularan virus di masyarakat. Dengan demikian, penyebaran dan penularan virus penyebab demam zika dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA

Ensia, M, A. Wiyono, H. Ariani, M, S. 2016. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat Tentang Pelaksanaan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup) dalam Mengatasi Kejadian DBD dan Zika di Wilayah Kerja Puskesmas Jekan Raya Tahun 2016. 7(1): 252-258

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Virus Zika. Jakarta: Bakti Husada

Yuningsih, R. 2016. Mewaspadai Ancaman Virus Zika di Indonesia. 7(3): 9-12

Sari, Dwi Retno. 2019. Sejarah Penemuan Obat Baru Antivirus Zika (ZIKV). Majalah Farmasetika 4(1): 6-10