Artikel Kesehatan
Memakan Makanan Sisa Lalat, Berarti tidak Menyayangi Dirimu
Agustus 20, 2018
0

Kebanyakan orang mungkin sudah tahu dan mengerti bahwa lalat adalah pembawa penyakit. Namun, tetap saja ada yang cuek saja melahap makanan yang telah dihinggapi lalat tersebut. Ada pula yang hanya membuang sebagian makanan yang telah dihinggapi lalat. Alasannya, kasian terhadap makanan. Sebenarnya, boleh atau tidak kita makan makanan dihinggapi lalat?

Jenis Lalat Yang Perlu di Waspadai

Memang tidak semua lalat merugikan manusia, tetapi lalat yang perlu kita waspadai antara lain :

  1. lalat rumah, lalat rumah mempunyai nama latin Musca domestica,
  2. lalat hijau, lalat hijau mempunyai nama latin Lucilla seritica,
  3. lalat latirine, lalat latirine mempunyai nama latin Fannia canicularis,
  4. dan lalat biru. lalat biru mempunyai nama latin Calliphora vornituria.

Keempat jenis lalat tersebutlah yang diyakini sebagai lalat yang paling sering membawa penyakit. Penyebaran virus, bakteri, dan kuman dari lalat ke tubuh manusia terjadi secara mekanis (Hastutiek & Fitri, 2013).

Mengapa Lalat Berbahaya ?

Penyakit yang dibawa lalat tersebut karena lalat hinggap di tempat kotor sehingga kuman, bakteri, dan virus menempel pada kaki dan bulu – bulu halus lalat. Selanjutnya lalat menempel pada makanan kita sehingga virus, bakteri, dan kuman tersebut menyebar ke dalam makanan dan makanan akan terkontaminasi. Makanan yang telah dihinggapi lalat sebaiknya tidak di makan, karena makanan tersebut dapat mengakibatkan beberapa penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh lalat yaitu diare, disentri, kolera, typhus, flu burung, kerusakan hati, gatal pada kulit, virus polio, virus hepatitis, sinus, infeksi usus, keracunan, muntaber, cacingan, scarlatina, dan infeksi lambung (Wijayanti, 2009)

Makanan dihinggapi lalat, apakah masih layak untuk dimakan?

Hampir semua orang tahu kalau lalat adalah pembawa penyakit dan hewan yang suka hinggap di tempat kotor. Akan tetapi, banyak yang tak menyadari bahaya nyata dari kontaminasi makanan akibat “kunjungan” lalat meski sepersekian detik saja.

Menurut para ahli serangga, meskipun banyak orang yang lebih jijik dengan kecoak, ternyata lalat justru lebih kotor dibandingkan kecoa. Faktanya, 1 ekor lalat bisa membawa sekitar 300 lebih jenis virus, bakteri, dan parasit penyebab penyakit (Wijayanti, 2009). Beberapa contoh kuman penyakit yang ikut dibawa lalat ketika mampir di piring makan siang Anda mencakup:

  1. E.colli
  2. Helicobacter pylori
  3. Salmonella
  4. Rotavirus
  5. Virus hepatitis A

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa ada banyak penyakit yang disebabkan oleh makanan dihinggapi lalat, seperti:

  1. Disentri
  2. Diare
  3. Demam tifoid atau tipes
  4. Kolera
  5. Infeksi mata
  6. Infeksi kulit

Kebanyakan bakteri dan kuman penyakit berada pada sayap dan kaki-kaki lalat. Jadi, hanya dengan hinggap barang 1-2 detik saja, makanan Anda sudah terkontaminasi kuman penyakit.

Meski memang kuman hanya bisa bertaha hidup selama beberapa jam di permukaan makanan, namun ketika Anda langsung melahapnya, kuman bisa dengan cepat berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan infeksi (Susanna dkk, 2010).

Tak hanya itu. Satu lalat yang hinggap pada makanan juga sudah cukup membuat Anda sakit. Jadi, tidak perlu menunggu hingga koloni lalat berkerumun pada makanan Anda. Sebaiknya langsung buang makanan tersebut dan ganti dengan yang baru.

Cara Pencegahan Penyakit akibat Lalat

Untuk mencegah penyakit yang ditularkan lalat, maka kita dapat memelakukan beberapa tindakan pencegahan, antara lain adalah :

  1. Melakukan fogging. Fogging dilakukan untuk membunuh jentik – jentik larva lalat. Sehingga perkembang biakkan dari lalat dapat dikurangi.
  2. Timbun sampah di dalam tanah. Sampah lebih aman dengan cara di timbun ditanah. Sampah yang menumpuk dapat di hinggapi lalat dan dijadikan tempat berkembangbiak oleh lalat.
  3. Tutup makanan. Penutupan makanan dilakukan untuk menghindari lalat hinggap ke makanan dan agar bau dari makanan tersebut tidak mengundang lalat untuk masuk ke dalam rumah.
  4. Jaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah memang sudah menjadi tanggung jawab dari kita sendiri. Bukan hanya untuk menghindari penyakit yang di bawa oleh lalat, tetapi menjaga kebersihan juga dapat menghindari kita dari penyakit yang di bawa oleh kecoa dan tikus. Selain itu, rumah yang bersih akan terasa lebih nyaman.
  5. Cuci tangan sebelum makan. Cuci tangan sebelum makan dapat menghindari kita dari penyebar penyakin lainnya. Selain itu, dengan cuci tangan sebelum makan maka kita dapat mencegah perkembangbiakan virus dari makanan yang akan kita makan.
  6. Jangan memakan makanan yang sudah dihinggapi lalat. Sebaiknya makanan yang sudah dihinggapi lalat dibuang saja. Buanglah sebagian daerah makanan yang dihinggapi lalat.
  7. Tutup genangan air. Genangan air dapat menjadi sarang perkembangbiakkan lalat. Maka dari itu, sebaiknya tutup atau bersihkan genangan air yang ada di sekitar rumah. Dan berikan abate pada bak mandi.
  8. Bersihan got atau selokan di sekitar rumah. Seperti yang kita ketahui bahwa lalat suka sekali berkembangbiak dan hinggap di tempat yang kotor dan basah. Oleh sebab itu sebaiknya lakukan pembersihan pada got dan selokan secara rutin dan lakukan fogging secara rutin untuk membunuh larva lalat (Wulandari, 2009).

 

Sumber :

Hastutiek, P. & Fitri, LE. (2013). Potensi Musca domesticalinn sebagai Vektor Beberapa Penyakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. 23(3) : 125-136p.

Susanna, D, dkk. (2010). Kontaminasi Bakteri Escherichia coli pada Makanan Pedagang Kaki Lima di Sepanjang Jalan Margonda Depok, Jawa Barat. Kesmas: National Public Health Journal. Vol. 5(3) : 110-115p.

Wijayanti. (2009). Hubungan Kepadatan Lalat  dengan  Kejadian  Diare pada Balita yang Bermukim di Sekitar  TPA  Bantar  Gerbang Tahun  2009.  Program  Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia : Jakarta.

Wulandari, AP. (2009). Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosiodemografi dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun 2009. Universitas Muhammadiyah Surakarta.