Artikel Kesehatan
Sering Menahan Buang Air Kecil? Waspada Terancam ISK!
Maret 21, 2018
0

Pernahkah Anda berpikir bahaya atau masalah yang ditimbulkan jika menahan buang air kecil?

Setiap orang dapat menampung urinenya dalam rentang waktu yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan banyak atau tidaknya urine yang dihasilkan oleh tubuh kita. Jumlah urine yang dihasilkan oleh tubuh juga tergantung dengan jumlah air yang kita konsumsi serta kapasitas dari fungsi kandung kemih. Pada umumnya jumlah urine yang dapat ditampung maksimal 600 mililiter (National Geographic Indonesia, 2015).

Secara biologis, buang air kecil dianggap sebagai suatu proses dari tubuh yang bersifat alamiah untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh kita melalui air dan urine yang terdiri dari urea, garam terlarut, dan bahan organik lainnya yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Namun, hal tersebut tidak diketahui oleh sebagian besar orang di dunia ini. Mereka sering mengabaikan hal tersebut dengan menahan buang air kecil. Menahan buang air kecil dalam jangka waktu yang lama dan dilakukan berulang-ulang dapat menyebabkan timbulnya penyakit serius yang berdampak buruk terhadap organ reproduksi kita (CD Bethesda, 2015).

Dinding kandung kemih mempunyai reseptor yang menghitung atau mengukur jumlah urine yang dapat ditampung oleh kandung kemih. Saat kandung kemih tersebut menuju titik penuhnya, maka reseptor tersebut akan mengirim sinyal ke otak untuk memberitahu bahwa sudah saatnya urine tersebut dikeluarkan. Dalam keadaan yang normal, otak akan mengirim sinyal ke kandung kemih untuk menutup erat sampai orang tersebut bisa buang air kecil (CD Bethesda, 2015).

Saat seseorang menahan buang air kecil, maka kandung kemih akan melakukan mekanisme yaitu membuka maupun menutup secara cepat. Hal tersebut tentu dapat menyebabkan pompa yang ada di kandung kemih tidak dapat berfungsi dengan baik saat buang air kecil. Sehingga, banyak orang yang kembali ingin buang air kecil meskipun baru beberapa menit sebelumnya telah buang air kecil (CD Bethesda, 2015).

Menunda pembuangan urine dapat menimbulkan infeksi pada saluran kemih. Hal tersebut terjadi karena bakteri maupun organisme yang terdapat pada urine tersebut akan menempel di sekitar pembukaan uretra (tabung yang membawa urine dari dalam kandung kemih ke luar). Jika menunda pembuangan urine juga dapat menyebabkan bakteri maupun mikroorganisme tersebut masuk ke dalam saluran kemih yang nantinya akan berkembangbiak dan menyebabkan infeksi saluran kemih (Lane, et al, 2011).

Infeksi saluran kemih?

Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih merupakan suatu penyakit yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme yang terdapat pada urin. Infeksi saluran kemih merupakan suatu penyakit yang cukup banyak disebabkan karena menahan buang air kecil tersebut (Sari, 2006).

Infeksi saluran kemih sebagian besar disebabkan oleh bakteri, tetapi juga dapat disebabkan oleh jamur, virus, klamadia, parasit, maupun mikobakterium (Amdekar, et al, 2011). Berdasarkan hasil pemeriksaan biakan air kemih, sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri gram negatif yang sering ditemukan di saluran pencernaan. Bakteri gram negatif E.coli merupakan bakteri yang menjadi penyebab tersering terjadinya infeksi saluran kemih. Selain itu, infeksi saluran kemih juga dapat disebabkan karena membasuh kelamin dengan cara yang salah (Sari, 2006).

Apa aja sih gejala infeksi saluran kemih itu?

Setelah mengetahui penjelasan tentang infeksi saluran kemih, tentu Anda bertanya-tanya terkait gejala seseorang yang mengalami infeksi saluran kemih. Adapun beberapa gejala yang muncul yaitu air kencing yang dikeluarkan akan berwarna keruh bahkan disertai darah, air kencing yang dikeluarkan berbau tidak sedap, sering merasa ingin buang air kecil tetapi dalam jumlah yang sedikit, rasa terbakar saat buang air kecil, nyeri di atas tulang kemaluan, sesekali merasakan kram di perut bagian bawah, dan terkadang disertai demam (Lane, et al, 2011).

 

Sumber :

Amdekar S, et al. 2011. Current Microbiology. Probiotic Therapy:Immunomodulating Approach Toward Urinary Tract Infection. Vol 63(5):484–90.

CD Bethesda. 2015. Dampak Buruk Terlalu Lama Menahan BAK (Buang Air Kecil) [Internet]. Diakses pada 16 Maret 2018. Available from: http://www.cdbethesda.org/read/48/dampak – buruk – terlalu – lama–menahan – bak – buang – air – kecil.html

Lane DR, et al. 2011. Emergency Medicine Clinics of North America. Diagnosis And Management of Urinary Tract Infection And Pyelonephritis.Vol 29(3):539–52.

National Geographic Indonesia. 2015. Risiko Menahan Buang Air Kecil [Internet]. Diakses pada 16 Maret 2018. Available from: http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/01/ risiko – menahan – buang – air – kecil

Sari, Rani Purnama. 2016. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Faktor Risiko yang Mempengaruhi pada Karyawan Wanita dari Universitas Lampung. Bandar Lampung:Universitas Lampung.