Artikel Kesehatan
Waspadai Fascioliasis Sebagai Penyakit Pariwisata
September 21, 2016
0

Kesehatan Pariwisata : Waspadai Fascioliasis Sebagai Penyakit Pariwisata

Pariwisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi pelancongan; turisme” (Kemendikbud,2016). Kegiatan pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk melakukan rekreasi. Pergi ke daerah yang asing, tidak menutup kemungkinan banyak penyakit lokal yang akan mengancam kesehatan wisatawan. Maka dari itu, ilmu mengenai kesehatan pariwisata adalah ilmu yang harus dikembangkan demi menjaga kesehatan para wisatawan dari penyakit lokal yang dapat mengancam mereka. Kedokteran Wisata atau bisa disebut dengan Travel Medicine adalah cabang  atau spesialisasi ilmu kedokteran yang secara khusus mempelajari penyakit dan kondisi kesehatan akibat perjalanan pariwisata dan upaya penanganannya (Wirawan,2016).

 Penyakit pariwisata yang biasa dibahas dalam beberapa jurnal adalah demam berdarah , malaria, diare dan lain-lain. Ada satu penyakit yang jarang dibahas saat ini yaitu Fascioliasis. Penyakit yang biasa ditemukan pada hewan ini sekarang banyak dibahas dikarenakan banyak manusia terinfeksi penyakit ini. Fascioliasis adalah penyakit zoonosis bawaan makanan disebabkan oleh dua spesises parasit Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica. Trematodiasis ini tidak pernah diklaim sebagai penyakit khusus untuk wisatawan dan pendatang. Namun, situasi telah berubah secara drastis dalam dua dekade terakhir. Fascioliasis harus dimasukkan dalam daftar penyakit yang dibahas di Travel Medicine. Berbagai jenis wisatawan telat tercatat terinfeksi penyakit ini. Daerah yang banyak  tercatat kasus Fascioliasis adalah Eropa, Amerika Serikat, Asia, Afrika khusunya negara Maghreb dan eosinofilia (Ashrafi,2014).WHO memperkirakan bahwa setidaknya 2,4 juta orang terinfeksi di lebih dari 70 negara di seluruh dunia , dengan beberapa juta beresiko. Fascioliasis adalah infeksi trematoda bawaan makanan dan zoonosis yang berarti infeksi hewan yang dapat menular dari manusia ke manusia (WHO,2012).

Siklus hidup dari Fascioliasis termasuk siklus yang kompleks karena melibatkan host akhir (dimana cacing dewasa hidup, host tengah (dimana larva cacing berkembang) dan carrier atau pembawa (melibatkan tanaman air yang cocok). Proses dimulai ketika hewan terinfeksi (hewan herbivora) buang air besar di sumber air tawar , sejak cacing hidup di dalam saluran empedu hewan tersebut, telur yang berada di dalam tinja dan menetas menjadi larva didalam tubuh siput air yang menjadi host perantara. Lalu siput mengeluarkan larva dari tubuhnya ke air dan larva berenang ke tanaman air didekatnya. Larva  menempel di tanaman air pada bagian daun dan batang dan membentuk kista kecil (metaserkaria), ketika kista kecil tersebut tertelan, kista kecil tersebut menjadi pembawa infeksi. Selada air dan tanaman salad lainnya biasanya adalan tanaman yang baik untuk transmisi Fascioliasis. Menelan metaserkaria bebas dalam air juga bisa jadi cara penularan Fascioliasis. Masa inkubasi dimulai setelah larva tertelan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Terdapat fase akut dan fase kronis. Fase akut akan berlangsung 2-4 bulan dimulai ketika cacing menembus dinding usus dan peritoneum. Dari sini mereka menusuk permukaan hari dan memakan jaringan sampai merkea mencapai saluran empedu, Fase ini akan membunuh sel-sel hati dan menyebabkan pendarahan internal. Gejala khas pada fase ini adalah demam,mual,hati bengkak,ruam kulit dan sakit perut ekstrim. Fase kronis dimulai kerika cacing mencapai empedu dimana mereka dewasa dan mulai memproduksi telur. Gejala pada fase ini adalah penyakit kuning, anemia dan pasien dengan infeksi kronis dapat mengalamai pengerasan hari (fibrosis) (WHO,2012).

Pengobatan penyakit fascioliasis adalah dengan mengonsumsi Triclabendazole. Triclabendazole aktif terhadap larva yang belum matang dan pada saat cacing dewasa, sehingga cocok dikonsumsi saat fase akut dan kronis. Pengendalian penyakit fascioloasis dapat dilakukan dengan pengobatan dengan Triclabendazole. Pengobatan dengan waktu yang tepat tentu dapat memutus rantai penularan penyakit fascioliasis. Pengendalian penyakit fascioliasis bisa dilakukan dengan pengobatan yang ditargetkan pada usia 5-14 tahun yang mempunyai resiko tinggi terinfeksi atau pengobatan secara massal kepada seluruh populasi penduduk (WHO,2012).

Pencegahan pun bisa dilakukan untuk menghindari penyakit fascioliasis. Pencegahan bisa dilakukan oleh industri pariwisata dan wisatawan. Dari industri pariwisata khususnya pada industri pariwisata yang berhubungan dengan penjualan makanan dari ternak dengan melakukan pemeriksaaan ternak di rumah potong hewan, memperhatikan tata cara pemberian pakan pada ternak misalnya menghindari pengambilan jerami yang berasal dari sawah dekat kandang dan bila terpaksa jerami harus diambil dengan pemotongan minimal 30 cm dari permukaan tanah. Jerami juga harus dijemur agar tidak ada lagi metaserkaria yang menempel pada jerami. Pemberantasan inang sementara yaitu siput air juga bisa dilakukan dengan menggunak molukisida. Tata cara berternak juga harus diperhatikan oleh industri pariwisata , misalnya dengan cara menghindari pengembalaan bebek/itik pada daerah yang tergenang air dan  menghindari mengembaakan ternak pada pagi hari sehingga ternak tidak mengonsumsi ujung rumput yang masih basah oleh embun dan kemungkinan mengandung metaserkaria. Dari sisi wisatawan bisa dilakukan pencegahan dengan memilih makanan terutama daging atau hati yang telah dimasak sempurna dan memastikan makanan yang tersaji sudah dicuci serta meminum air yang sudah dimasak dan steril ( Kementrian Pertanian ,2014).

Negara dengan beriklim tropis basah adalah negara yang sangat cocok untuk perkembangan cacing hati. Maka dari itu jika kita berkunjung ke daerah yang mempunyai iklim tropis basah , kita harus senantiasa berhati-hati dan memperhatikan apa yang kita makan di daerah tersebut. Lakukan pencegahan sebisa mungkin agar terhindar dari penyakit yang dapat menyerang kita saat kita berkunjung ke suatu tempat wisata.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ashrafi, Keyhan.2014. Fascioliasis : A Worldwide Parasitic Disease of Importance In Travel Medicine. Iran. Departement of Medical Microbiology,School of Medicine,Guilan University of Medical Sciences.

Kemendikbud,B. P.2016.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : Kamus Versi Online. http://kbbi.web.id Diakses pada Tanggal 26 Agustus 2016.

Kementrian Pertanian.2014.Manual Penyakit Hewan Mamalia. Jakarta: Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Direktorat Kesehatan Hewan

WHO.2012. Foodborne Trematode Infections:Fascioliasis. www.who.int/foodborne_trematode_infections/fascioliasis/en/ Diakses pada tanggal 26 Agustus 2016

Wirawan, I Made Ady.2016.Kesehatan Pariwisata : Aspek Kesehatan Masyarakat Di Daerah Tujuan Wisata.Denpasar: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

 

 

vidya