ANCAMAN NYATA DARI UNGGAS: KETAHUI DETERMINAN PENANGGULANGAN, PAHAMI PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BURUNG
Maret 27, 2021
0

“Prevention is better than cure”
– Desiderius Erasmus

     Penyakit flu burung telah menyebar hampir ke seluruh bagian dunia dan menyebabkan risiko kematian yang cukup tinggi bagi masyarakat. Menurut World Health Organization, jumlah kasus manusia yang terinfeksi flu burung secara global pada tahun 2003 – 2021 sebesar 862 kasus dengan total kematian mencapai angka 455 kematian (WHO, 2018). Beberapa negara yang turut menyumbang kasus flu burung di dunia, di antaranya Azerbaijan, Bangladesh, China, Djibouti, India, Iraq, Kamboja, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turki, Vietnam, Laos PDR, Myanmar, dan Indonesia (Kemenkes RI, 2017). Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa total kasus flu burung di Indonesia pada tahun 2003 – 2021 berjumlah 200 kasus dengan jumlah kematian mencapai angka 168 kasus kematian (Kemenkes RI, 2019).

Apa yang dimaksud dengan penyakit flu burung?
Flu burung atau yang dikenal dengan sebutan avian influenza merupakan penyakit menular akut pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A, yaitu subtipe H5N1 (Elytha, 2011). Virus H5N1 merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi (Murniati dkk., 2011). Selain menyerang unggas dan hewan mamalia, penyakit flu burung juga dapat menular dari manusia ke manusia lain. Penularan penyakit flu burung dapat terjadi melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan unggas. Kontak langsung dengan unggas dapat terjadi dari unggas ke sesama unggas atau dari unggas ke manusia. Sementara itu, kontak tidak langsung dengan unggas merupakan penularan penyakit flu burung yang terjadi karena adanya kontak dengan lingkungan atau material yang sudah tercemar kotoran atau cairan unggas yang terinfeksi virus H5N1 (Elytha, 2011). Seseorang yang menderita penyakit flu burung memiliki beberapa gejala atau tanda, seperti sesak nafas, demam, batuk berkelanjutan hingga menimbulkan penyakit radang paru-paru, serta dapat menyebabkan kematian (Elytha, 2011).

Penularan penyakit flu burung
Penyakit flu burung yang menginfeksi manusia tidak mengenal batasan usia dan status sosial. Beberapa faktor yang disinyalir dapat menyebabkan tingginya penularan penyakit flu burung, sebagai berikut (Donal dkk., 2011):
1. Sering melakukan kontak dengan unggas dan lingkungan yang sudah tercemar kotoran unggas.
2. Mengonsumsi makanan atau daging unggas, seperti ayam, bebek, burung, dan telur yang belum dimasak dengan matang.
3. Melakukan kontak dekat dengan seseorang yang menderita penyakit flu burung.
4. Mengunjungi daerah yang memiliki jumlah kasus flu burung tinggi.
5. Tidak menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan kandang unggas.
Risiko tertular penyakit flu burung dapat bervariasi sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu dalam menanggulangi dan mencegah penyakit flu burung.

Faktor apa sih yang menentukan tindakan penanggulangan flu burung?
Tindakan atau sikap individu dalam menanggulangi flu burung tidaklah sama karena terdapat berbagai determinan yang dapat menyebabkan timbulnya perilaku yang berbeda-beda dalam menanggulangi suatu penyakit. Determinan yang memengaruhi tindakan penanggulangan flu burung, terdiri dari determinan internal dan determinan eksternal.

1. Determinan Internal
Determinan internal merupakan determinan yang berasal dari individu sebagai pembentuk perilaku dan tindakan dalam menanggulangi penyakit flu burung. Determinan internal terdiri dari pengetahuan dan sikap individu.

a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan tindakan individu dalam menanggulangi penyakit flu burung. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan usia. Pendidikan individu yang rendah menjadi faktor utama yang menyebabkan kurangnya pengetahuan individu terkait penanggulangan flu burung. Masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang rendah cenderung tidak mengetahui virus sebagai penyebab penyakit flu burung dan menganggap bahwa flu burung merupakan penyakit yang hanya menyerang hewan. Faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya risiko kematian akibat penyakit flu burung (Effendi dkk., 2016).
b. Sikap
Sikap sangat memengaruhi perilaku individu dalam menanggulangi penyakit flu burung. Sikap masyarakat yang selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah meluasnya penularan penyakit flu burung. Fenomena yang sering terjadi di masyarakat adalah menolak pemusnahan unggas yang sakit secara menyeluruh dengan alasan takut mengalami kerugian. Sementara itu, sikap masyarakat yang acuh juga tercermin dari perilaku tidak memakai masker saat kontak dengan unggas, tidak rutin membersihkan kandang unggas, serta tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan unggas. Perilaku ini dapat menyebabkan tingginya penularan flu burung di masyarakat (Effendi dkk., 2016).

2. Determinan Eksternal
Determinan eksternal merupakan determinan yang berasal dari luar individu sebagai faktor pendukung perilaku dan tindakan dalam menanggulangi penyakit flu burung. Determinan eksternal terdiri dari ketersediaan informasi, peran petugas kesehatan, dan lingkungan.
a. Ketersediaan Informasi
Ketersediaan informasi menjadi salah satu faktor yang dapat membantu masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi penyakit flu burung. Informasi mengenai flu burung yang tersedia dalam media cetak dan elektronik sangat bermanfaat dalam menyampaikan pesan-pesan promosi kesehatan untuk mencegah penularan flu burung (Effendi dkk., 2016).
b. Peran Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan memiliki peran yang penting dalam memberikan informasi dan pelayanan kesehatan terkait penyakit flu burung. Informasi yang diberikan secara intensif oleh petugas kesehatan terbukti mampu meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai bahaya flu burung (Effendi dkk., 2016).
c. Lingkungan
Faktor lingkungan yang mendominasi penularan penyakit flu burung cenderung terjadi pada masyarakat yang memiliki tempat tinggal berdekatan dengan kandang unggas. Kondisi kandang unggas yang tidak bersih, pemeliharaan unggas secara liar, dan terdapat kotoran unggas di sekitar tempat tinggal memicu terjadinya risiko penularan penyakit flu burung (Donal dkk., 2011).

Jadi, bagaimana ya langkah pencegahan penyakit flu burung?
Mencegah flu burung dapat dimulai dari menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Berikut merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah flu burung (Effendi dkk., 2016):
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan unggas.
2. Menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan kontak dengan unggas.
3. Membersihkan kotoran dan kandang unggas secara rutin.
4. Mengonsumsi daging unggas yang sudah matang sempurna.
5. Mengubur dan memusnahkan unggas mati karena penyakit.
Lima langkah pencegahan flu burung harus diterapkan dan disebarluaskan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat agar terhindar dari penularan penyakit flu burung.

DAFTAR PUSTAKA

Donal, D. and Abidin, Z., 2011. Faktor Penyebab Terjadinya Penularan Penyakit Flu Burung pada Manusia di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan. Jurnal Kesehatan Komunitas. 1(3), pp.142-148.

Effendi, R., Dradjat, A.S. and Sriasih, M., 2016. Analisis Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Peternak Unggas Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Flu Burung (Analysis of Knowledge, Attitude and Practice of the Poultry Farmers in Preventing Avian Influenza Diseases). Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume. 2(1), pp.116-124.

Elytha, F., 2011. Sekilas Tentang Avian Influenza (Ai). Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 6(1), pp.47-51.

Kemenkes RI, 2017. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [Online]. Available at: https://www.kemkes.go.id/article/view/17110800005/kemenkes-umumkan-kasus-flu-burung-ke-200.html. [Diakses 19 Maret 2021].

Kemenkes RI, 2019. Situasi Penyakit Infeksi Emerging Minggu Epidemiologi Ke-4. 4 ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Murniati, D., Giriputro, S. and Hadinegoro, S.R.S., 2016. Karakteristik klinis dan epidemiologis avian influenza A (H5N1) anak di Indonesia, tahun 2005-2007. Sari Pediatri. 12(5), pp.347-58.

WHO, 2018. Avian Influenza Affected Area and Global Statistic of Avian Influenza (H5N1). [Online]
Available at: https://www.chp.gov.hk/files/pdf/global_statistics_avian_influenza_e.pdf. [Accessed 18 Maret 2021].