MANIFESTASI ABNORMAL SEL DARAH: KENALI PERBEDAAN KANKER DARAH AKUT DAN KRONIS, CEGAH RISIKO PENYAKIT SEDARI DINI
Februari 27, 2021
0

     Hingga kini, penyakit kanker masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia. Menurut World Health Organization, kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal di dalam tubuh yang melampaui batas (Diah Rahayuningtyas, 2021). Kanker menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia dengan prevalensi kematian mencapai 13% atau 7,4 juta jiwa dari total kematian. Salah satu jenis kanker yang menyumbang angka kematian cukup tinggi, yaitu kanker darah (Fauziah dkk., 2016). Berdasarkan data dari Global Cancer Statistic tahun 2018, kasus kematian akibat kanker darah di dunia mencapai angka 24.370 kasus dan sebanyak 60.300 kasus merupakan jenis kasus baru. Sementara itu, data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2015 menunjukkan bahwa kanker darah merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita oleh anak-anak di Indonesia, yaitu mencapai angka 23 kasus baru dan 55 kasus kematian (Yulianingrium dkk., 2020).

Lalu, apa yang dimaksud dengan kanker darah?

     Kanker darah atau yang dikenal dengan istilah leukemia merupakan suatu penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang (Kemenkes RI, 2011). Kanker darah ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel abnormal secara berlebihan dalam darah tepi yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi sel darah normal akibat mengalami desakan oleh sel abnormal. Hal ini disebabkan karena sel darah putih abnormal dapat menyerang sel darah putih yang sehat dan juga merusak sel darah merah serta trombosit. Hingga saat ini, penyebab kanker darah belum dapat diketahui secara pasti. Namun, hasil penelitian dari American Cancer Society tahun 2014 menunjukkan bahwa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami kanker darah, yaitu faktor genetik, paparan elektromagnetik, aktivasi oleh virus, lingkungan, dan radiasi (American Cancer Society, 2014). Berdasarkan derajat maturasi sel-sel ganas di dalam sumsum tulang, kanker darah atau leukemia dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu kanker darah akut dan kanker darah kronis.

Bagaimana ya perbedaan antara kanker darah akut dengan kanker darah kronis?

     Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker darah akut terdiri dari Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dan Leukemia Mieloblastik Akut (LMA). Sementara itu, kelompok kanker darah kronis terdiri dari Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK) dan Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK) (Kemenkes RI, 2011).  Adapun perbedaan antara kanker darah akut dengan kanker darah kronis, sebagai berikut:

1. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

     Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah jenis kanker limfoid yang belum dewasa. Penderita Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dapat mengalami anemia (kekurangan sel darah merah), infeksi (neutropenia), dan memar (trombositopeni). Perkembangan sel limfoblas yang tidak terkontrol umumnya ditemukan dalam darah tepi dan sumsum tulang. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), pembesaran limpa (splenomegali), dan pembesaran organ hati (hepatomegali). Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) umumnya diderita oleh anak-anak. Namun, sebanyak 70% penderita LLA pada anak dapat disembuhkan (Hasyimzoem, 2014).

2. Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)

     Leukemia Mieloblastik Akut (LMA) merupakan jenis kanker sel darah myeloid yang belum dewasa. Pertumbuhan pada sel kanker ini sangatlah cepat dan dapat mengakibatkan penderitanya mengalami kekurangan sel darah, seperti kekurangan sel darah merah (anemia), kekurangan sel darah putih, dan rendahnya jumlah trombosit sehingga penderita dapat mengalami pendarahan yang tidak normal. Leukemia Mieloblastik Akut (LMA) umumnya terjadi pada orang dewasa dan sangat jarang dialami oleh anak-anak (Anwar and Ayu Widyaningsih, 2017).

3. Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)

     Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK) merupakan jenis kanker sel limfoid dewasa. Pertumbuhan sel kanker ini cukup lambat dan umumnya tidak menimbulkan gejala klinis pada stadium awal. Penderita Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK) sebagian besar diderita oleh lanjut usia (Fauziah, 2016).

4. Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)

Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK) atau Leukemia Granulositik Kronik (GLK) merupakan jenis kanker darah yang ditandai dengan adanya kromoson philadelphia dan sering diderita oleh orang dewasa. Pertumbuhan sel kanker ini relatif lambat dan umumnya tidak menunjukkan gejala klinis pada stadium awal. Namun, gejala pembesaran limpa dapat timbul pada stadium selanjutnya (Kemenkes RI, 2011).

Lalu, apa saja sih yang harus dilakukan untuk mencegah timbulnya kanker darah?

     Hingga saat ini, langkah efektif untuk mencegah penyakit kanker darah belum ditemukan karena penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun, pencegahan penyakit kanker darah dapat dilakukan untuk menurunkan faktor risiko terkena kanker darah. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 5 langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker darah, sebagai berikut (Kemenkes RI, 2011):

1. Mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang

     Mengonsumsi makanan bergizi, sayuran yang mengandung antioksidan, buah, dan biji-bijian tidak secara langsung dapat mencegah kanker darah, tetapi konsumsi makanan yang bergizi dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan mengurangi faktor risiko terkena penyakit, salah satunya penyakit kanker darah.

2. Rutin berolahraga

     Rutin berolahraga atau melakukan aktivitas fisik setiap 2 – 3 kali dalam seminggu mampu menjaga tubuh tetap bugar sehingga dapat menekan timbulnya berbagai penyakit dalam tubuh manusia.

3. Hindari paparan bahan-bahan kimia dan radiasi

     Menurut American Cancer Society, paparan bahan-bahan kimia berlebihan, seperti benzena yang sering ditemukan pada detergen, obat-obatan, kosmetik, pewarna, dan pestisida sangat perlu untuk dihindari. Selain itu, paparan radiasi tinggi juga perlu dihindari karena dapat meningkatkan risiko terkena kanker darah (American Cancer Society, 2014).

4. Hentikan kebiasaan merokok

     Merokok dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, salah satunya penyakit kanker darah. Hal ini dikarenakan rokok mengandung salah satu zat yang dapat menurunkan jumlah sel darah dan merusak sumsum tulang, yaitu kandungan benzena.

5. Selalu menggunakan alat pelindung diri apabila bekerja pada lingkungan yang rentan terhadap paparan bahan kimia.

     Penggunaan alat-alat pelindung diri ketika bekerja sangat dibutuhkan guna mengurangi paparan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker darah.

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society (2014) Childhood Leukemia. Atlanta, Ga: American Cancer Society Press.

Anwar, C. and Ayu Widyaningsih, M. (2017) Acute Myeloid Leukemia, RSUP Sanglah. Universitas Udayana.

Diah Rahayuningtyas, S. (2021) Hubungan Dukungan Sosial dan Motivasi Pasien Kanker dalam Menyelesaikan Program Kemoterapi: Studi Perbandingan Berbasis Sintesis Literatur. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Fauziah, R. N dkk. (2016) Kecemasan Pada Penderita Kanker. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available at: http://eprints.ums.ac.id/43931.

Hasyimzoem, N. (2014) ‘Acute Limphoblastic Leukemia in Adult With Multiple Lymphadenophaty’, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 02(1), p. 01.

Kemenkes RI (2011) Pedoman Penemuan Dini Kanker pada Anak. II. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Yulianingrium, I dkk. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien LLA ( Leukimia Limfoblastik Akut ) dalam Pemenuhan Kebutuhan Aman dan Nyaman. Universitas Kusuma Husada Surakarta.