PENTINGNYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI
Desember 30, 2022
0

Oleh : Johanna Trixie Santoso

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Remaja akan mengalami perubahan fisik yang signifikan ketika memasuki masa puber. Salah satu perubahan fisik yang dialami saat masa puber adalah fungsi organ reproduksi. Di masa inilah, remaja seharusnya sudah mulai mengenal dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi, seperti sistem reproduksi, fungsi organ reproduksi, proses reproduksi, risiko penyakit reproduksi, dan cara menjaga kesehatan reproduksi.

    Kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi sehat tidak semata-mata terbebas dari suatu penyakit tetapi sehat secara fisik, mental, dan sosial yang menyangkut mengenai sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Kesehatan reproduksi sering disalahartikan secara sempit hanya sebatas berhubungan seksual saja, padahal sebenarnya memiliki arti yang lebih luas. Hal tersebut menyebabkan topik mengenai reproduksi jarang dibicarakan karena dianggap tabu. Keadaan ini tentu berbahaya karena remaja tidak memiliki pengetahuan yang cukup sehingga bisa menimbulkan masalah kesehatan reproduksi.

    Kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah sosial, ekonomi, dan demografi. Faktor tersebut berhubungan dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan mengalami kemiskinan, memiliki pengetahuan yang sangat kurang mengenai reproduksi, serta minimnya akses ke pelayanan kesehatan. Selanjutnya, faktor budaya dan lingkungan, antara lain praktik tradisional yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan reproduksi, seperti adanya kepercayaan ‘banyak anak banyak rejeki’ dan informasi mengenai fungsi dan proses reproduksi yang membingungkan karena berbeda-beda. Ketiga, faktor psikologis, antara lain dampak keretakan hubungan orangtua pada kehidupan remaja dan mengalami depresi karena ketidak seimbangan hormonal. Terakhir, ada faktor biologis, seperti kecacatan dari lahir dan cacat pada saluran reproduksi (Kemenkes, 2022).

Ketidaktahuan dan ketidakpahaman atas pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan dari rasa penasaran pun menjadi faktor remaja mengabaikan pentingnya alat reproduksi sehingga bisa menimbulkan berbagai masalah reproduksi. Banyak masalah reproduksi yang terjadi pada kalangan remaja hingga saat ini. Masalah-masalah reproduksi pada remaja memiliki dampak jangka panjang yang bisa memengaruhi masa depan mereka (Hasanah, 2017). Masalah reproduksi remaja yang cukup memprihatinkan hingga kini, antara lain seks bebas, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular seksual, perkawinan dan persalinan dini, serta pelecehan seksual. 

Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi merupakan sebuah hal dasar yang wajib diketahui bagi remaja, baik remaja perempuan maupun remaja laki-laki. Selain itu, remaja memiliki hak untuk mendapat akses dan informasi tentang kesehatan reproduksi. Memiliki pengetahuan yang tepat dapat membuat remaja memiliki kewaspadaan dan rasa tanggung jawab dalam berperilaku yang tidak menimbulkan risiko terutama bagi kesehatan reproduksi. Tujuan remaja yang mendapat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi tidak hanya sekadar agar bisa menjaga kesehatan reproduksinya, tetapi juga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk bisa mendapat dan memahami dengan benar semua hal yang berkaitan dengan reproduksi.

Banyak penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh tingkat pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi. Dari 30 jurnal yang ditemukan terdapat 23 jurnal (76,67%) yang menyatakan adanya hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap seksual remaja, sedangkan terdapat 7 (23,33%) jurnal yang menyatakan tidak adanya hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap remaja tentang seksualitas (Amalia Syaputri and Yatsi, 2021). Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi maka semakin tinggi pula pemahaman seseorang terhadap kesehatan reproduksi dan akan semakin baik juga persepsinya terhadap perilaku seksual.

Orangtua memegang peranan penting dalam mengedukasi remaja mengenai kesehatan reproduksi. Remaja  yang  orang  tuanya  tidak  berperan berisiko memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang baik 2 kali lebih besar dibandingkan dengan remaja yang orang tuanya berperan mengedukasi (Ardhiyanti, 2013). Orangtua merupakan pendidik utama dan sumber pertama bagi seorang anak dalam mengenal reproduksi. Pengetahuan dan sikap orang tua mengenai kesehatan reproduksi sangat memengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku anak mengenai masalah tersebut. Tingkat pendidikan orang tua yang tinggi akan menyebabkan pengetahuan yang dimiliki pun cukup bagus sehingga sejak dini orangtua sudah menyampaikan mengenai hal tersebut kepada anaknya. Ada pula orang tua yang masih merasa membicarakan reproduksi adalah suatu hal yang tabu dan sering dikaitkan dengan pornografi sehingga anak sulit melakukan pendekatan dan bertanya mengenai reproduksi kepada mereka. Oleh karena itu, sebaiknya diusahakan agar orang tua dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi serta menjalin komunikasi dan pendekatan yang baik dengan anak. 

Sekolah juga memiliki peran penting untuk mengedukasi remaja mengenai kesehatan reproduksi karena sekolah adalah tempat kedua anak-anak dan remaja menuntut ilmu dan pendidikan, termasuk mengenai kesehatan reproduksi. Pada dasarnya, pendidikan kesehatan reproduksi sudah terintegrasi dalam kurikulum yang terdapat di sekolah. Beberapa materi terkait kesehatan reproduksi remaja sebenarnya ada di dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Festiawan et al., 2019). Akan tetapi, pada kenyataannya sangat minim adanya pembelajaran mengenai kesehatan reproduksi. Hal itu dikarenakan pengetahuan guru yang tidak cukup dan kurang adanya variasi model pembelajaran kesehatan reproduksi yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu upaya agar remaja bisa mendapat pendidikan kesehatan reproduksi yang tepat di sekolah, yaitu melalui pembekalan materi kesehatan reproduksi kepada guru dan membuat suatu model pembelajaran yang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi.

Kesehatan reproduksi remaja menjadi suatu permasalahan yang hingga saat ini masih perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan dan kesadaran remaja yang masih sangat minim mengenai kesehatan reproduksi. Ketidakpahaman remaja menyebabkan kurang adanya rasa tanggung jawab dengan kesehatan reproduksinya sehingga bisa menimbulkan akibat yang besar, seperti seks bebas, korban pelecehan seksual, hamil di luar nikah, penyakit menular seksual, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi, yaitu mengoptimalkan peran orang tua dan sekolah untuk memberikan edukasi terkait kepada remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia Syaputri, F. and Yatsi, Stik. (2021) ‘Tingkat Pengetahuan Kesehatan terhadap Sikap Remaja Tentang Seksualitas’, Nusantara Hasana Journal, 1(2), p. Page.

Ardhiyanti, Y. (2013) ‘Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi’, Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(3), pp. 117–121.

Festiawan, R. et al. (2019) ‘Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berbasis Games, Education, and Visualisation (GEV) Untuk Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja’, Jendela Olahraga, 4(2), p. 13. 

Hasanah, H. (2017) ‘Pemahaman Kesehatan Reproduksi Bagi Perempuan : Sebuah Strategi Mencegah Berbagai Resiko Masalah Reproduksi Remaja’, Sawwa: Jurnal Studi Gender, 11(2), p. 229.

Kemenkes (2022). Kesehatan Reproduksi Remaja : Permasalahan dan Upaya Pencegahan. Tersedia di : https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/29/kesehatan-reproduksi-remaja-permasalahan-dan-upaya-pencegahan. Diakses pada tanggal 5 November 2022.