Artikel Kesehatan
Yuk, Cari Tahu Apa Itu Monkeypox! Apakah Berbahaya?
Juni 20, 2019
0

Belakangan ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan berita beredarnya virus cacar monyet, salah satu penyakit menular yang diduga ditemukan di Singapura. Penyakit ini sempat membuat resah masyarakat Indonesia lantaran penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya. Padahal penyakit ini merupakan penyakit endemik yang terjadi di daerah Afrika. Lantas, apakah penyakit cacar monyet ini sebenarnya? Apakah berbahaya?

Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit langka akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Penyakit ini disebabkan oleh virus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus variola (penyebab cacar Smallpox) sehingga memiliki gejala umum yang sangat mirip dengan Smallpox. Monkeypox pada manusia adalah penyakit infeksi yang dilaporkan terjadi di daerah Afrika Barat dan Afrika Tengah. Di Afrika, infeksi Monkeypox telah ditemukan pada banyak spesies hewan, diantaranya yaitu monyet, tikus Gambia, dan tupai. Sedangkan inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus) (Web Kab. Buleleng, 2019).

Bagaimana asal-usul dan penyebaran Monkeypox?

Monkeypox awalnya ditemukan pada tahun 1958 di Denmark. Pada saat itu terjadi dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan ”Monkeypox”. Kasus pada manusia pertama kali dilaporkan pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Kemudian, pada tahun 2003 Amerika Serikat melaporkan kasus yang memiliki riwayat kontak dengan binatang peliharaan eksotis yang terinfeksi oleh tikus dari Afrika yang masuk ke Amerika. Selanjutnya pada tahun 2017, muncul kejadian luar biasa (KLB) Monkeypox di Nigeria. Hal yang serupa terjadi pula di Inggris dan Israel pada tahun 2018 yang melaporkan adanya kasus Monkeypox dan yang baru-baru ini terjadi yaitu pada bulan Mei 2019 terjadi di Singapura yang dilaporkan dengan adanya seorang warga negara Nigeria menderita penyakit Monkeypox, 23 orang yang kontak erat sudah dikarantina untuk pemeriksaan dan pengawasan lebih lanjut (Kemenkes RI, 2019).

Lalu bagaimana sih gejala dan penularan Monkeypox?

            Gejala Monkeypox sama seperti cacar pada umumnya seperti demam, sakit kepala, tubuh terasa lemah, sakit pada otot dan persendian, serta terjadinya ruam pada kulit. Ruam atau lesi pada kulit dapat berkembang mulai dari bintik merah, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, dan kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Namun, yang membedakan dengan cacar pada umumnya yaitu pada Monkeypox ini terjadi limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening). Pembengkakan kelenjar getah bening ini dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan (Kemenkes RI, 2019).

Penyebaran virus Monkeypox ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (melalui gigitan atau cakaran), pasien terkonfirmasi Monkeypox, atau bahan yang terkontaminasi virus (termasuk pengolahan daging binatang liar). Masuknya virus Monkeypox ini dapat melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut). Hampir sebagian besar kasus terjadi di desa terpencil yang terisolir dekat daerah hutan tropis, dimana biasanya penduduk sering kontak dengan berbagai jenis hewan. Selain itu, hasil studi ekologi yang dilakukan pada tahun 1980 menyatakan hewan tupai dapat berperan sebagai reservoir dan mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya infeksi virus Monkeypox  pada manusia (Chin, 2000).

Lantas siapa saja yang bisa terjangkit Monkeypox?

            Monkeypox merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja. Sebagian besar terjadi pada anak-anak yang berusia dibawah 16 tahun. Menurut Kemenkes RI (2019), kasus kematian bervariasi, tetapi kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar terjadi pada anak-anak. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda memiliki risiko yang lebih rentan terhadap penyakit ini dan seseorang yang memiliki sistem imun tubuh yang rendah.

Bagaimana cara pencegahannya?

            Nah dari penjelasan tersebut, sudah tahu bukan penyakit Monkeypox ini sangat mengerikan dan berbahaya? Maka dari itu, mari cegah sejak dini, mulai dari menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada diri sendiri. Selain itu, menghindari kontak langsung dengan hewan primata maupun hewan-hewan liar, dan yang paling penting yaitu membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik. Perilaku sejak dini sangat perlu diterapkan guna meminimalisir terjadinya penyakit-penyakit berbahaya yang menyerang tubuh kita. Jika bukan sekarang kita memulainya, kapan lagi? Jika bukan dari kita sendiri yang mencoba, siapa lagi?

Sumber:

Chin, James. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Edisi 17. Berkeley.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Informasi Human Monkeypox di Singarpura, Perlukah Kita Panik?. Jakarta.

Website Resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng. 2019. Cacar Monyet (Monkeypox): Penyebab, Gejala, Pengobatan. https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/cacar-monyet-monkeypox-penyebab-gejala-pengobatan-39. 11 Juni 2019 (17:25).